Saya sedang mikirin apa ya..yang mesti ditulis buat kolom besok. Lalu tiba-tiba mata saya tertumbuk pada mailbox saya, hmm ada email masuk. Wah, judulnya aneh “Request For Transfer” – saya pikir kekurangan uang apa ya? Jadi saya buka. Isinya bagus sekali, saya terjemahin dari teks aslinya (bahasa Inggris) seperti di bawah:
REQUEST FOR TRANSFER (Permohonan Pindah)
Kepada: Panglima Angkatan Bersenjata Rohani, Yesus Kristus
Dengan Hormat,
Saya menulis ini untuk meminta Anda memindahkan saya ke pekerjaan administrasi. Saya mengajukan ini dengan beberapa alasan: Saya memulai karir saya sebagai prajurit, namun karena beratnya peperangan, Anda telah dengan cepat mempromosikan saya. Anda telah mengangkat saya menjadi kapten dan memberikan tanggung jawab yang sangat besar.
Ada begitu banyak prajurit di bawah saya, dan saya terus menerus dipanggil untuk memberikan nasehat, membuat keputusan dan mencari penyelesaian masalah. Anda telah menempatkan saya sebagai kapten, walau saya tahu kemampuan saya cuma seorang prajurit.
Saya menyadari bahwa Anda telah menjanjikan untuk memenuhi segala kebutuhan saya untuk peperangan. Tapi, Jenderal, saya ingin memberitahukan gambaran yang sesungguhnya. Seragam saya yang dulunya rapi dan licin, kini telah dipenuhi dengan noda darah dari orang-orang yang saya tolong. Sol sepatu saya sudah aus dan rusak, karena dipakai berjalan bermil-mil untuk mengunjungi anak buah saya. Senjata saya sudah menjadi usang dan aus karena peperangan yang terus menerus dengan musuh. Bahkan buku petunjuk yang saya punya, sudah robek-robek karena dipakai terus menerus. Huruf-hurufnya sudah menjadi lapur sebagian.
Anda telah berjanji untuk bersama-sama saya selalu di medan perang, tetapi gemuruh peperangan sangatlah memekakkan dan suasananya begitu riuh dan kacau, saya tidak dapat mendengar atau melihat Anda. Saya merasa sendiri dan kesepian. Saya lelah. Saya putus harapan. Saya letih. Saya tetap ingin berbakti bagi Anda, tapi saya mohon dengan rendah hati untuk turun pangkat. Jadikan saya pembersih WC atau petugas administrasi. Pokoknya, asalkan saya keluar dari medan perang, tolonglah saya, Jenderal.
Tertanda,
Tentara yang Lelah
Pahlawan yang Setia tapi Lelah
Kepada: Tentara yang Lelah, Angkatan Bersenjata Rohani
Di: Medan Perang
Perihal: Permohonan Pindah
Dengan Hormat,
Permohonan pindah dari Saudara telah ditolak. Saya mengajukan keberatan karena: Saudara dibutuhkan untuk peperangan ini. Saya telah memilih Saudara, dan Saya akan memenuhi segala janji saya untuk memenuhi keperluan Saudara. Saudara tidak perlu turun pangkat atau dipindah. (Saudara tidak cocok untuk membersihkan WC). Saudara membutuhkan sesi khusus P&P atau Pembaharuan dan Pencurahan.
Saya telah menyiapkan sebuah tenda di medan perang yang kedap dari segala hiruk pikuk medan perang, dan akan dijaga ketat oleh sebatalyon pasukan elite. Saya akan bertemu dengan Saudara di sana, dan Saya akan memberikan Saudara istirahat. Saya akan mengganti segala yang lama dan usang, dan akan membuat segala sesuatu baru.
Saudara sudah terluka dalam peperangan. Luka-lukamu terlihat, bukan hanya dari luar, bahkan luka di dalam pun Saya tahu. Saudara perlu disembuhkan, dan Saya akan menyembuhkan Saudara. Saudara telah menjadi lemah di medan perang, dan perlu dikuatkan kembali. Saya akan menguatkan Saudara dan menjadi sumber kekuatan Saudara. Saya akan mencurahkan bagi Saudara kemampuan dan percaya diri. Perkataan Saya akan menyalakan kembali dan memperbaharu cintamu, semangatmu dan geloramu.
Segera melapor kepada saya, walau Saudara terkoyak dan habis. Saya akan mengisimu kembali.
Dengan penuh belas kasihan,
Panglima Angkatan Bersenjata, Yesus Kristus
***************
Kemarin makan siang selepas kebaktian gereja, seorang teman bercerita tentang kasus beberapa orang yang akhirnya meninggalkan pelayanan dan gereja, walaupun dulunya berapi-api melayani. “Dengan kacamata umum, biasanya mereka akan di-cap dan di-nodai sebagai sosok yang negatif, ga setia, dan sebagainya,” ujarnya. “Tapi apakah ada yang tahu, pergumulan yang dia hadapi waktu pelayanan, permasalahan dia, kekeringan dia, dan lain sebagainya, yang mengakibatkan dia akhirnya sampai begitu?”
Saya cuma nyengir. Nyengir sedih maksudnya. Saya mengerti maksudnya. Dalam pelayanan mungkin lebih mudah untuk bertanya, “Halo..halo..kok tugas pelayanan belum selesai?” atau “Kalau maen itu mbok yang bener ya nadanya…” daripada bertanya, “Halo, apa kabar? Gimana kehidupan rohanimu? Keluarga baik-baik? Kamu ada masalah ngga?”
Seringkali atas nama pelayanan kita mengabaikan arti pelayanan itu sendiri. Pelayanan dari kata “layan”, artinya kita melayani. Tapi manakala sudah sedemikian “maju” kemudian malah kehilangan esensi “layan” tersebut.
Eugene Peterson dalam terjemahan Alkitab “The Message” Mat 6:17 menulis, “He won’t overlook what you are doing; he’ll reward you well.” Tuhan ngga akan luput tahu apa yang kamu kerjain, Dia pasti akan membalas berlimpah.
Frenz, mungkin ada di antara kamu yang banyak melayani di belakang panggung. Mungkin kamu bukan selebritis pelayanan. Boro-boro dipuji atau diketahui orang, dimarah-marahin sih, kenyang. Mungkin orang ga pernah hargai kamu. Mungkin pendeta, gembala atau sederetan jabatan lain ga pernah merhatiin kamu kecuali kalau pas marahin doang, but frenz…ingatlah bahwa Tuhan tahu, kok. Mungkin kita ngga selalu tahu bahwa Dia ada di medan perang, tapi ngga apa-apa, yang penting Tuhan tahu kamu ada di medan perang karena Dia ada di samping kita, nyatanya.
So, kalo kamu cape. Kalo kamu lelah. Kalo kamu udah pengen quit. Lihat pada Tuhan, Sang Panglima Tertinggi. Kekuatanmu ada dari Dia. Penghormatan, pangkat, penghiburan ga perlu dari mana-mana, kecuali dari Dia.
Frenz, kalo kamu lelah. Kalo kamu terluka…..
Masuk ke tenda peristirahatanNya. Dia yang tahu segala lukamu…Dia yang akan menyembuhkan. Menguatkan. Menghiburkan. Memperbaharui.
Add Comment