Oleh: Henry SL
Saudara, mungkin Anda pernah mendengar ini dikotbahkan di atas mimbar atau dari suatu bacaan, “Kalau kita sengaja berbuat dosa, setelah kita menjadi orang Kristen, maka tidak ada lagi pengampunan…” Mereka lalu mengutip dari Ibrani 10:26”-27 :“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.”
Wow! Kedengarannya sangat mengerikan, bukan? Seringkali kalau urat takut kita tersentuh, akal sehat kita jadi goyah dan pengajaran yang mendasar yang kita tahu malah menguap. Jika memang demikian, apakah karya penebusan Kritus sedemikian murah dan rapuhnya? Ataukah justru darah Kristus sedemikian murahnya sehingga penebusanNya tidak sempurna? Lalu bagaimana dengan ayat-ayat lain yang memberikan jaminan keselamatan yang pasti – misalkan yang paling terkenal, Yoh 3:16?
Nah, makanya mari kita baca lebih dahulu Ibrani 10 ini dari awal. Di situ dengan “susah payah” sang penulis menjelaskan, bahwa tata cara ritual yang ada di Hukum Taurat (aka Perjanjian Lama) hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang, dan keselamatan yang pasti dan sempurna itu digenapi oleh dan di dalam Yesus Kristus. Misalkan Saudara selalu menyimpan foto istri atau suami atau pacar Saudara ke mana-mana. Di dompet, di meja makan, atau ke WC sekalipun. Kalau misalkan pasangan Anda sedang bepergian atau LDR, Saudara pandangi terus foto tersebut, tetapi kalau pasangan Anda pulang, masakan Anda abaikan pasangan Saudara, lalu tetap keukeuh untuk memandangi fotonya, sementara orangnya ada di hadapan Anda? Aneh, kan? Demikian juga sang penulis hendak menekankan bahwa semua hukum Perjanjian Lama adalah bayangan dari Pribadi yang sesungguhnya, Sosok yang membawa anugerah. Namanya Yesus Kristus.
Mari kita lihat penekanan yang dituliskan:
Ibrani 10:10 “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus”
Ibrani 10: 14 “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.”
Ibrani 10:17b: “…dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka”
Ibrani 10:18: “Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa”
Ibrani 10:19-21: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah”
Pendek kata, penulis menekankan bahwa apa yang dahulu tidak bisa sempurna dilakukan dengan hukum Perjanjian Lama, digenapi dengan sempurna oleh Imam Besar yang sejati, Yesus Kristus. Orang Ibrani dahulu harus melakukan upacara ritual penebusan dosa setahun sekali, namun Yesus Kristus cukup berkorban satu kali saja untuk selamanya, untuk menebus dosa-dosa kita, di masa lalu, sekarang juga dan bahkan dosa kita di masa depan!
Nah, kalau kita sudah memahami pembukaan dari Ibrani 10 ini, maka kita bisa melihat ayat 26-27 ini dengan perspektif yang cocok. Ketika penulis menuliskan tentang kesengajaan berbuat dosa, ia tidak bermaksud tentang dosa sehari-hari, seperti marah-marah, berbohong, dan lain-lain. Dalam konteks surat Ibrani ini, dosa di sinilah adalah ketidak-percayaan, menolak untuk percaya dan menerima Kristus. Bandingkan dengan ayat Ibr 4:7, peringatan untuk tidak mengeraskan hati dan tetap menolak Kristus. Jujur saja, memangnya kalau kita berdosa itu kebanyakan tidak sengaja? Kalau kita marah-marah, kalau kata-kata kita menusuk sesama, kalau kita ragu (kurang percaya), kalau kita pelit, apa bukannya sengaja? Sungguh saya kadang-kadang ingin bertanya pada pendeta yang suka menakut-nakuti dengan ayat ini, apakah mereka sendiri sudah bisa berhenti berdosa dengan sengaja dan sempurna?
Penjelasan ini konsisten juga dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus soal menghujat Roh Kudus, di Mat 12:31, Mar 3:29. Mungkin kita sering bertanya, kok ada dosa yang tidak bisa diampuni, bukankah di bagian depan Ibrani 10 itu sudah dijelaskan semua dosa bisa diampuni?
Jawabannya jelas. Semua dosa itu diampuni, sekali untuk selamanya, akan tetapi kalau kita menolak pengampunan itu, yaitu menolak Yesus Kristus untuk menjadi Tuhan dan Juruselamat kita, menolak untuk lahir baru – maka pengampunan itu tidak bisa kita terima bukan? Itulah sebabnya Yesus katakan dosa menolak Roh Kudus ini (yang hendak membawa kita kepada pengampunan) tidak bisa diampuni, karena kita menutup jalan ke pengampunan ini.
Ayat yang ke 29 mengatakan, “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?” Dulu saya juga sangat-sangat ketakutan dan gemetar membaca ayat ini, tetapi justru sekarang saya bisa melihat penulis bermaksud menuliskan bagi kita yang percaya, O, betapa dahsyatnya kasih Tuhan yang mengucurkan sendiri darah-Nya yang mahal untuk menebus saya. Kalau bukan karena Dia mencintai saya, lalu apa? Penulis juga mengingatkan bahwa namaNya Roh Kudus adalah Roh Kasih Karunia, Roh Anugerah, Roh penuh dengan belas kasihan, bukan Roh yang marah-marah dan sedikit tersinggung lalu kirim kilat samber dari langit. Penulis mendorong orang-orang Ibrani yang tetap tidak mau percaya, untuk mengerti betapa besar kasih Tuhan dan betapa besar kerugian mereka kalau mereka tidak mau menerima darah yang mahal ini. Darah itu cuma-cuma bagi kita, tapi tidak berarti murah. Bagi Tuhan, adalah pengorbanan anakNya.
Seperti tulisan sebelumnya, juga kata kuncinya ada di kata TETAPI (ayat 39), “Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup”. Mungkin penulis bisa menduga kalau-kalau tulisannya yang ditujukan sebagai peringatan untuk mereka yang menolak Kristus bisa membuat ketakutan para jemaat, karena itu dia menekankan dengan kata tetapi – TETAPI kamu (jemaat) bukanlah mereka, bagianmu sebagai orang percaya adalah HIDUP!
Bagi kita, orang Indonesia di abad 21 ini, tulisan ini semakin menggelorakan kita untuk membagikan kasih karunia kepada orang-orang yang seumur hidupnya dibebani ritual dan ketakutan, bagi mereka yang berusaha berbuat sesuatu, berkorban (bahkan nyawa) untuk membayar keselamatan mereka. Kepada merekalah, dengan Roh Kasih Karunia, kita bisa ingatkan bahwa harga-harga dosa kita sudah dibayar sekali dan selamanya. Oleh darah Kristus yang cuma-cuma. Bukan karena murah dan tidak berharga. Justru karena terlalu berharga tiada manusia sanggup menebusnya.
Add Comment