Ngopi

Tongkat Yakub

Yakub adalah salah satu tokoh sentral dalam sejarah orang Israel, malahan dari namanya-lah, orang Israel mewarisi nama bangsa mereka turun temurun, hingga saat ini. Di dalam Alkitab, selalu disebutkan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, dan menariknya, kisah Yakub dituliskan lebih panjang daripada kedua kakek-moyang lainnya. “Kisah hidupku, tidak ada artinya dibandingkan bapa dan kakekku, “kata Yakub sendiri, ketika dia bersua dengan Firaun, di usia senjanya.

Kisah Yakub, menyediakan banyak penghiburan bagi saya, dan mudah-mudahan bagi Anda juga. Bukan cerita tentang orang kuat, orang luar biasa, orang berbakat, melainkan penuh dengan pergumulan. (Oh, bahkan namanya diganti menjadi Israel – bergumul dengan Allah!). Perjalanan hidup Yakub adalah kisah tentang Allah meyingkapkan misteri kasih karunianya.

Hmm, pernyataan tersebut sendiri adalah suatu paradoks. Bagaimana bisa disingkapkan, jika itu adalah misteri 🙂 ? Sama seperti ketika kita bilang, ‘akhirnya saya mengerti Matematika’, waktu kita lulus SD. Kalimat itu ada benarnya juga, lalu ketika kita masuk SMP, SMA, kuliah, dan ketemu dengan segala macam rumus Integral, Transformasi, dll – akhirnya kita menyadari pengetahuan Matematika kita waktu lulus SD, cetek sekali. Walaupun demikian, ada hal-hal mendasar yang pasti, dari yang kita pelajari waktu SD, yang menjadi dasar dari pengetahuan yang lebih luas. Tersingkap, namun tetap tergenggam dalam misteri.

Demikian juga, satu hal jelas yang mendasar dan jelas sekali dalam kisah Yakub adalah cerita kasih karunia Allah kepada manusia. Terkadang orang sulit mencerna bahwa Allah Perjanjian Lama adalah Allah penuh kasih karunia. Sebabnya, ada banyak kejadian yang kita tidak mengerti, dan naluri manusiawi kita lebih mudah untuk menyimpulan bahwa Allah memiliki sisi gelap, daripada untuk percaya bahwa Allah adalah kasih semata. Titik.

Yah, akan ada banyak misteri yang baru bisa kita peroleh jawabnya, saat kita bertemu dengannya secara pribadi di Tanah Perjanjian Kekal, namun satu hal pasti dari kisahnya, bahwa hidupnya adalah kasih karunia Allah semata. Misteri yang begitu gamblang di mata, namun juga sulit dicerna. Itulah sebabnya keturunan Yakub sendiri, bangsa Israel, kesulitan menerima Tuhan Yesus, yang menyatakan bahwa dirinya satu dengan “Allah Bapa” yang mereka sembah, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. “Kalau kamu melihat Aku, kamu melihat Bapa”, kata Yesus dengan sejelas-jelasnya. Namun sampai sekarang kisah kasih karunia Allah dalam cerita Yakub ini seperti terselubung, bahkan mungkin bagi kita juga :-).

Kisah Yakub, adalah kisah tentang orang yang merasa terbuang, tersisihkan, ‘underdog’, yang lalu berusaha mengubah jalan hidupnya dengan segala cara, termasuk dengan akal licik sekalipun. Kisah tentang orang yang kemudian ditemui Allah secara pribadi, namun berulang kali terombang- ambing dalam iman dan ketakutan, antara berserah dan mengandalkan kekuatan sendiri. Kisah yang menggambarkan kegetiran seorang ayah dan suami, pergumulan dalam hidupnya, kepahitan dan kekecewaan dan sukacita menghiasi hidup moyang bangsa Israel ini!

Perjalanan Yakub adalah kisah penghiburan, bagaimana Allah dengan sabar menepati janjinya, ketika Dia menyatakan dirinya di Bethel,”Aku menyertai kamu dan senantiasa memeliharamu”. Ketika Dia menyatakan janjinya, sedikitpun Dia tidak memberikan persyaratan, entah itu perbuatan baik Yakub, perpuluhan-nya, siapa istri yang dinikahinya, dll. Semua karena anugerah. Surat Ibrani, mengutip Yakub, bahwa pada akhirnya Yakub oleh iman, dapat melihat jawaban dari semua misteri itu – mungkin tidak semua ia mengerti dengan gamblang-, tetapi imannya melihat jauh ke depan, bahwa pergumulan hidupnya lebih dari sekedar cerita di muka bumi.

Konon, Yakub mengguratkan perjalanan hidupnya pada tongkatnya. Di situ ia mengukirkan janji Allah, kesedihan dan sukacita, tragedi dan kejutan manis. Pada akhirnya, tongkatnya menjadi saksi kasih setia Allah. Seperti halnya tongkat kehidupan kita akan menjadi saksi setianya Allah bagi hidup kita.

Sending
User Review
3.5 (2 votes)

Add Comment

Klik sini untuk komentar