Oleh: Henry SL
“Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah!.” (Mrk 11:20-22)
Mungkin ini adalah salah satu kisah di Alkitab yang agak aneh. Saya tidak tahu apakah Saudara berpikir demikian, tetapi buat saya ini membingungkan untuk waktu yang lama.
Untuk apa Tuhan Yesus mengutuk pohon ara itu? Dan langsung disambung dengan nasehat “Percayalah kepada Allah?”
Kalau kita ingat, pohon ara itu pertama kali disebut di kitab Kejadian. Adam dan Hawa menggunakan daun ara untuk menutupi kemaluan mereka, setelah mereka berbuat dosa. Mereka tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang salah dan mereka berusaha menutupinya. Ketika Tuhan datang, dia menyembelih seekor binatang. Darah tercucur, mengalir. Kemudian Tuhan menguliti binatang itu dan memberikan kulitnya untuk menutupi badan Adam dan Hawa.
Semua itu bicara simbolis. Daun ara itu usaha manusia dengan kekuatan sendiri untuk menutupi kesalahan mereka, bukan dengan darah tercurah yang Tuhan lakukan ketika Ia mengorbankan seekor binatang.
Itulah mengapa Tuhan mengutuk pohon ara itu, simbol dari mengandalkan kekuatan sendiri, gantinya mengandakan pengorbanan Tuhan, dengan darah tercurah. Dan itulah sebabnya, disambung dengan kalimat ‘Percayalah!’.
Percayalah pada pengorbanan Tuhan dan bukan pada kekuatan kita sendiri untuk menghapus semua dosa dan kesalahan kita
Add Comment