Ulasan RCL

Ulasan Bahan Khotbah RCL: Markus 6:14-29

Ditulis oleh: AAS (Dimuat seizin penulis).

6:14 Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”
6:15 Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.”
6:16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.”
6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”
6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,
6:23 lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”
6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”
6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”
6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

A. Konteks

Episode Markus 6:14-29 diberi judul “Yohanes Pembaptis dibunuh”.

Episode itu diselipkan Markus di antara cerita pengutusan dua belas rasul (Mrk. 6:6b-13) dan kembalinya mereka kepada Yesus (Mrk. 6:30).

Agar episode selipan itu bisa bersambungan dengan episode “Pengutusan dua belas rasul”, Markus mengaitkannya dengan berita tentang Yesus yang didengar oleh Herodes (Mrk. 6:14).

6:12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
6:14 Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”

Jadi, pembaca diberi kesan bahwa kedua belas rasul bukan hanya memberitakan tentang pertobatan (ay. 12), melainkan juga tentang Yesus (ay. 14).

Pertanyaannya: mengapa Markus menyelipkan episode “Pembunuhan Yohanes” di sini? apa maksudnya?

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus melihat konteks yang lebih luas, baik ke bagian sebelumnya maupun ke bagian sesudahnya.

A.1. Bagian sebelumnya

Episode terdekat adalah: “Yesus ditolak di Nazaret” (Mrk. 6:1-6a) dan “Yesus mengutus kedua belas rasul” (Mrk. 6:6b-13).

Menurut sy, kedua episode terdekat itu memiliki kesamaan tema “Penolakan terhadap pemberita Injil Kerajaan Allah”.

Nah, tema “penolakan” itu juga tampaknya masih tampak di dalam episode “Pembunuhan Yohanes” ini, bahkan digambarkan dalam bentuknya yang ekstrem: dibunuh dengan kepala dipenggal.

Pada gilirannya, kematian Yohanes itu menjadi “bayang-bayang” kematian Yesus juga sebab di awal Injil Markus Yohanes Pembaptis sudah digambarkan sebagai pelopor pemberitaan Injil Kerajaan Allah sekaligus pendahulu Yesus (Mrk. 1:2-4).

Ketika membaca episode “Pembunuhan Yohanes”, pembaca seakan-akan didorong untuk bertanya:
“Jika sang pelopor dan pendahulu Yesus itu dibunuh, bagaimana dengan nasib Yesus sendiri?”

Ketegangan itulah yang ingin diciptakan Markus di sini.

A.2. Bagian sesudahnya

Kebutaan para murid berangsur-angsur mulai dibukakan seperti cerita mukjizat penyembuhan mata orang buta secara bertahap di Markus 8:22-26.

Puncaknya adalah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias (Mrk. 8:29).

Dengan demikian, “rahasia kemesiasan” yang sudah lama disimpan sejak awal Injil (1:1) kini mulai disingkapkan, yaitu bahwa Sang Mesias akan menderita, ditolak, bahkan dibunuh, tetapi Ia juga akan dibangkitkan (Mrk. 8:31).

Jadi, pertanyaan tentang nasib Yesus di bagian sebelumnya segera dijawab Markus melalui “Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus”:

8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

A.3. Kesimpulan

Tema yang merangkai episode “Pembunuhan Yohanes” ini dengan episode sebelum maupun sesudahnya adalah tema tentang penolakan pemberita Injil Kerajaan Allah.

Namun, itu bukan berarti hanya tema itu yang bisa dikembangkan dari episode ini.

Berhubung bentuknya “cerita”, episode ini tentunya menyimpan sejumlah kemungkinan pemaknaan.

Misalnya saja, di episode Pembunuhan Yohanes ini, sy lebih tertarik untuk mengenal Yohanes lebih dalam ketimbang fokus pada drama pembunuhannya sekalipun Markus sudah cape-cape menceritakannya dengan sangat detail.

Sekadar gambaran kedetailan cerita Markus, ia menceritakan episode ini dalam 15 ayat , sedangkan Matius hanya 12 ayat, bahkan Lukas hanya 3 ayat (Mrk. 6:14-29//Mat. 14:1-12//Luk. 9:7-9).

B. Dari Yesus ke Yohanes Pembaptis

Sebelum masuk ke drama pembunuhan Yohanes, Markus membuka ceritanya dengan pembicaraan tentang Yesus (Mrk. 6:14-16).

6:14 Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”
6:15 Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.”
6:16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.”

Dalam pembicaraan tentang Yesus itu, nama Yohanes ditampilkan dua kali.

Jadi, Markus tampaknya ingin memperlihatkan hubungan erat antara Yesus dan Yohanes.

B.1. Pembukaan: Tentang Yesus

Ada tiga anggapan terhadap Yesus.

B.1.a. Yesus dianggap sebagai Yohanes yang bangkit lagi (6:14, 16)

Ucapan atau anggapan bahwa Yohanes bangkit lagi dan kuasanya bekerja di dalam diri Yesus mungkin “merekam” legenda tentang kehebatan Yohanes Pembaptis.

Sekalipun cerita Injil sendiri tidak menceritakan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yohanes, tetapi “rekaman” itu secara tak langsung mengungkapkannya: “kuasa-kuasa Yohanes bekerja dalam diri Yesus”.

Sama seperti Yesus, Yohanes tampaknya dipandang sebagai nabi Allah yang penuh kuasa.

Yohanes dianggap setara atau sama seperti Yesus sehingga Yesus dapat dianggap sebagai Yohanes yang bangkit lagi.

Namun, Markus sendiri tampaknya menolak anggapan itu.

Ada dua cara Markus untuk menolak anggapan itu.

(1) Dengan menceritakan Roh Allah dari langit turun ke atas Yesus, Markus menegaskan bahwa kuasa Allah pada diri Yesus datang langsung dari Allah (Mrk. 1:10).

(2) Dengan menempatkan episode “Pembunuhan Yohanes” (6:14-29) sesudah (kumpulan) episode-episode mukjizat Yesus (4:35-5:43), Markus secara tak langsung ingin mengungkapkan bahwa Yesus sudah memiliki kuasa sebelum Yohanes mati dibunuh.

B.1.b. Yesus dianggap sebagai Nabi Elia (6:15)

Anggapan bahwa Yesus adalah Nabi Elia itu berlatar belakang kepercayaan tentang Akhir Zaman.

Jika Akhir Zaman itu tiba, Allah akan mengutus Nabi Elia (Mal. 4:5).

Markus juga menolak anggapan bahwa Yesus adalah Nabi Elia.

Menurut Markus, Yohaneslah Nabi Elia itu (Mrk. 9:13).

B.1.c. Yesus dianggap nabi (6:16)

Anggapan bahwa Yesus adalah nabi tampaknya tidak ditolak Markus.

Dalam episode “Penolakan Nazaret”, tokoh Yesus menyebut dirinya sendiri “nabi” (Mrk. 6:4).

Namun, sekalipun tidak ditolak Markus, ia ingin menekankan gelar atau identitas lain yang dianggapnya lebih istimewa sebagaimana tampak di episode “Pengakuan Petrus”, yaitu Mesias (Mrk. 8:27-29).

B.2. Pembukaan: Tentang Yohanes Pembaptis

Ucapan Herodes tentang Yesus di Markus 6:16 memuat keterangan tentang Yohanes yang sudah dipenggalnya.

Sesudah itu, mulai ayat 17, barulah Markus menceritakan “drama” pembunuhan Yohanes yang sudah terjadi tetapi baru diceritakan sekarang.

Jadi, Markus memakai teknik bercerita “kilas balik” (flashback) di episode ini.

Selain itu, Markus yang jenius juga membagi cerita pembunuhan Yohanes itu dalam dua tahap, yaitu tahap penangkapan dan tahap pemenggalan kepala Yohanes.

Cerita tentang penangkapan Yohanes juga sengaja dicicil.

“Cicilan pertama” hanya berupa keterangan singkat di awal Injil (1:14).

1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah …

Dengan keterangan singkat itu, Markus memang ingin mengatakan bahwa karya Yesus melanjutkan karya Yohanes.

Jadi, ia membiarkan pembaca bertanya-tanya:
Mengapa Yohanes ditangkap?
Apakah Yohanes ditangkap gara-gara membaptis Yesus sebab kegiatannya yang terakhir sebelum ditangkap adalah membaptis Yesus (Mrk. 1:9-11)?
Lalu, siapa pula yang menangkap Yohanes?
Kok nggak jelas begitu sih? Kalo kasih keterangan yang lengkap dong!

Nah, di “cicilan kedua” barulah penasaran pembaca dijawab Markus, yaitu di awal episode “Pembunuhan Yohanes” ini (Mrk. 6:17-18).

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”

Jadi, jelas ya: siapa yang menangkap Yohanes: Herodes,
alasannya: Yohanes menegor sang raja dalam kasus pengambilan istri Filipus, Herodias, yang tampaknya dinilai melanggar Taurat (Im. 18:16; 20:21).

C. Drama Pembunuhan Yohanes

Ada lima tokoh cerita yang terlibat dalam pembunuhan Yohanes, yaitu Herodes, Herodias, anak perempuan Herodias, para tamu terhormat, dan algojo.

C.1. Tokoh Herodes

Dalam episode Markus 6:14-29 ini, Herodes bukan satu-satunya orang yang terlibat dalam pembunuhan Yohanes.

Herodes versi Markus ini berbeda dari Herodes versi Lukas yang menjadi satu-satunya orang yang membunuh Yohanes (Luk. 3:19-20, 9:7-9).

Herodes versi Markus juga tidak ikut mengadili Yesus seperti di Injil Lukas (23:8-12).

Tokoh Herodes hanya ditampilkan Markus di episode sisipan ini (6:14-29).

Masalahnya, Markus tidak memberi keterangan historis siapa “Herodes” yang dimaksudkannya.

Berikut ini informasi historis mengenai Dinasti Herodes (Herodian).

Dinasti ini dimulai oleh Herodes Agung.
Diduga ia memerintah pada 37–4 BCE.

Sesudah Herodes Agung wafat pada 4 BCE, wilayah kekuasaannya dibagikan kepada tiga anak laki-lakinya.

Herodes Arkhelaus menjadi penguasa wilayah Samaria, Yudea, dan Idumea (4 BCE-6 BCE).
Herodes Antipas menjadi penguasa wilayah Galilea dan Perea (4 BCE-39 CE).
Herodes Filipus menjadi penguasa wilayah Gaulanitis, Trakhonitis, dan Paneas (4 BCE-34 CE).

Di dunia cerita Injil, Raja Herodes Agung sempat ditampilkan di cerita Natal Matius maupun Lukas (Mat. 2:1, 22; Luk. 1:5) sekalipun di dunia nyata ia tampaknya tidak mengenal Yesus, apalagi membantai anak-anak hanya karena ingin membunuh Yesus.

Herodes Arkhelaus juga sempat disebutkan di cerita Natal Matius (2:22).

Sedangkan, Herodes Filipus sempat disebutkan di awal pelayanan Yohanes Pembaptis dan Yesus dalam Injil Lukas (3:1).

Masalahnya, Markus tidak punya cerita Natal, tidak ada keterangan “historis” di awal pelayanan Yohanes dan Yesus, dan ia tidak menyebutkan nama “Herodes” yang dimaksudkannya.

Umumnya para ahli sepakat bahwa Herodes di masa pelayanan Yohanes dan Yesus adalah Herodes Antipas yang memerintah atas Galilea dan Perea (4 BCE-39 CE) sebagai “raja boneka” dari Kekaisaran Roma.

Terlepas dari fakta sejarah itu, tokoh “Herodes” di Injil adalah tokoh yang hidup di dunia cerita;
jadi, sy akan berusaha menganggapnya sebagai “tokoh cerita” yang tidak harus sama dengan tokoh riil di dunia nyata.

Nah, kita lanjutkan ceritanya.

Peran tokoh Herodes dalam drama pembunuhan Yohanes:

a. pertama-tama, Herodes menangkap dan memenjarakan Yohanes karena Yohanes berkali-kali mengecamnya dalam kasus perkawinannya dengan Herodias, istri Filipus (Mrk. 1:14; 6:17), karena hal itu tampaknya dianggap bertentangan dengan Hukum Taurat (Im. 18:16; 20:21).

b. mula-mula Herodes berusaha melindungi Yohanes dari pembalasan dendam Herodias; hal itu dilakukan Herodes karena ia percaya bahwa Yohanes adalah orang benar dan suci (Mrk. 6:19-20),

c. namun, dalam pesta ultahnya, Herodes terlalu gembira sesudah menyaksikan tarian anak perempuan Herodias sehingga ia berjanji untuk memberikan apapun yang diminta anak perempuan itu bahkan “sekalipun setengah dari kerajaanku!” (Mrk. 6:22-23).

Tentu saja, itu janji gombal di dunia cerita sebab wilayah kekuasaan Herodes Antipas di dunia nyata itu milik penjajah Romawi dan Herodes Antipas hanyalah “raja boneka” dari Kaisar Roma.

d. celakanya, gara-gara janji gombal itu dan tekanan sosial dari para tamu terhormatnya, Herodes terpaksa memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes karena ternyata itulah permintaan anak perempuan Herodias atas instruksi ibunya (Mrk. 6:24-28).

Demikianlah sejumlah peran Herodes dalam drama pembunuhan Yohanes.

Hal yang tidak dapat dilupakan di sini adalah bahwa cerita pembunuhan Yohanes itu pada dasarnya adalah peristiwa yang sudah berlalu atau sebuah kilas balik (flashback).

Sedangkan “saat ini”, Herodes sedang berpendapat tentang Yesus, yaitu bahwa Yesus adalah Yohanes yang sudah bangkit lagi (Mrk. 6:14-16).

Jadi, kilas balik tentang pembunuhan Yohanes itu berkaitan dengan Yesus, terutama mengenai “siapakah Yesus sebenarnya?”

Apakah benar bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit lagi sebagaimana yang dipercaya Herodes karena sebelumnya ia sudah percaya bahwa Yohanes adalah orang benar dan suci?

Tidak seperti tokoh Herodes di dunia cerita, pembaca Injil Markus tentunya sudah tahu jawabannya: “Bukan. Yesus bukan Yohanes yang bangkit lagi.”

Namun, pembaca juga belum tahu siapakah Yesus sebenarnya karena hal itu baru akan disingkapkan Markus di bagian berikutnya (Mrk. 8:29, 31), yaitu Yesus adalah Mesias yang harus mengalami penderitaan dan pembunuhan juga.

Jadi, dalam selipan drama pembunuhan Yohanes ini–sang pelopor dan pendahulu Yesus, ada bayang-bayang nasib buruk yang akan menimpa Yesus juga.

C.2. Tokoh Herodias

Tokoh Herodias dalam cerita Markus ini diberi identitas sebagai mantan “istri Filipus, saudara Herodes” (6:17-18). *)

Ia punya dendam pribadi terhadap Yohanes tetapi ia belum dapat membunuhnya karena Herodes melindungi Yohanes (6:19-20).

Ia tampaknya mendapat anak perempuan dari hasil perkawinannya dengan Filipus sehingga Markus menyebutnya “anak perempuan Herodias”, bukan “anak perempuan Herodes” (6:22).

Melalui anak perempuan yang terampil menari itu, Herodias akhirnya berhasil membunuh Yohanes.

*) Menurut catatan sejarawan Yahudi Yosefus,

Filipus (saudara Antipas) punya istri bernama Salome, bukan bernama Herodias.

Sedangkan Salome adalah anak dari Herodias.
Dengan demikian, Herodias adalah ibu mertua Filipus.

Herodias melahirkan Salome dari perkawinannya yang pertama, yaitu dengan anak dari Raja Herodes Agung dan istrinya yang ketiga, Mariamne II.
Suami pertama Herodias itu hanya dinamakan “Herodes” (ada yang menamakannya “Herodes II”).

Selanjutnya, Herodias menceraikan Herodes II dan menikah dengan Herodes Antipas, yang juga anak dari Raja Herodes Agung tapi dengan istri yang lain, Malthake.

Jadi, Markus tampaknya salah informasi historis ketika mengidentifikasi Herodias sebagai “istri Filipus saudaranya” (6:17).

Lukas mungkin mencermati kesalahan itu sehingga ia menghapus nama “Filipus” di identitas Herodiasnya (3:19).

3:19 Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya,
3:20 raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.

C.3. Tokoh “anak perempuan Herodias”

Tokoh “anak perempuan Herodias” adalah tokoh tanpa nama.

Mungkin ia anak dari hasil perkawinan Herodias dengan suami terdahulu sehingga ia disebut “anak perempuan Herodias”.

Perannya di drama pembunuhan Yohanes hanyalah sebagai “alat” bagi Herodias untuk mencapai tujuannya: membunuh Yohanes (6:21, 24-25).

Sesudah meminta hadiah kepala Yohanes (6:25), ia menerima kepala itu dari algojo lalu menyerahkannya langsung kepada ibunya (6:28).

C.4. Tokoh “para tamu terhormat”

Para tamu terhormat ini terdiri dari: “pembesar-pembesar, perwira-perwira, dan orang-orang terkemuka di Galilea” (6:21).

Mereka adalah saksi dari janji Herodes kepada anak perempuan Herodias sehingga mereka menjadi “tekanan sosial” yang memaksa Herodes untuk menepati janjinya itu (6:26).

C.5. Tokoh “algojo”

LAI-TB2 memakai istilah “algojo” untuk menggantikan istilah “pengawal” dari TB1.

Algojo pemenggalan kepala Yohanes hanyalah tokoh figuran yang melaksanakan perintah Raja Herodes (6:27).

Sesudah memenggal kepala Yohanes, ia membawa kepala itu di atas nampan dan menyerahkannya langsung ke anak perempuan Herodias.

D. Tokoh “murid-murid Yohanes”

Inilah pemunculan kali kedua dari tokoh “murid-murid Yohanes” (Mrk. 2:18; 6:29).

Dalam pemunculan pertama, mereka hanya dijadikan “contoh kasus” untuk perdebatan tentang hal berpuasa: mengapa mereka berpuasa sedangkan murid-murid Yesus tidak? (Mrk. 2:18-22).

Dalam pemunculan kedua ini, mereka berperan mengambil jenazah Yohanes dan menguburkannya (tanpa kepala?) (Mrk. 6:29).

Berbeda dari cerita versi Matius dan Lukas, dalam Injil Markus tidak ada cerita pengutusan mereka kepada Yesus ketika Yohanes berada di dalam penjara Herodes (bnd. Mat. 11:2-7; Luk. 7:18-24).

Tampaknya bahan cerita itu dari sumber “Q” yang tidak dimiliki Markus.

E. Siapakah Yohanes Pembaptis versi Markus?

Akhir hidup seseorang sering menjadi momen untuk bertanya “Siapakah orang ini selama hidupnya?”

Akhir hidup sering menjadi titik awal untuk lebih memahami makna hidup seseorang.

Mungkin hal itu terjadi karena selama seseorang masih hidup “ceritanya mudah berubah” atau “ceritanya masih bisa berubah”.

Sedangkan, jika seseorang sudah meninggal dunia, ceritanya sudah “tamat” atau “selesai” atau paling tidak sudah tidak berubah lagi; bahwa penafsiran atau pemaknaannya mungkin bisa berubah terus, itu perkara lain.

Nah, mungkin ini kesempatan yang tepat untuk bertanya: “Siapakah Yohanes Pembaptis menurut Markus?”

E.1. Pelopor dan pendahulu Yesus

Yohanes Pembaptis digambarkan sebagai pelopor dan pendahulu Yesus.

Pertama, ia digambarkan sebagai pelopor pemberitaan Injil Kerajaan Allah dengan seruan untuk bertobat agar diampuni Allah (1:4).

Kedua, ia digambarkan sebagai utusan Allah yang mendahului Yesus (1:2-3).

Ketiga, dengan kutipan PL di Markus 1:2-3, kehadiran Yohanes dipandang sebagai penggenapan nubuatan nabi atau perwujudan janji Allah yang dalam konteks Injil dikaitkan dengan kedatangan Kerajaan Allah (1:15).

Sekalipun Markus salah kutip atau salah nama dengan mengatakan ucapan Nabi Maleakhi (3:1) sebagai ucapan Nabi Yesaya di Markus 1:2 itu, hal itu bukan halangan untuk memahami maksud Markus bahwa kehadiran Yohanes adalah penggenapan nubuatan nabi atau perwujudan janji Allah.

Berhubung Yohanes adalah pelopor dan pendahulu Yesus, sesudah Yohanes ditangkap Herodes, Yesus melanjutkan tugas pemberitaan Yohanes (1:14-15).

1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
1:15 kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Berdasarkan ucapan tokoh Yesus itu, Yohanes dapat dianggap sebagai pelopor dan pendahulu Yesus dalam hal perwujudan Kerajaan Allah.

E.2. Pembaptis Yesus

Dalam cerita Injilnya, Markus secara eksplisit mengatakan bahwa Yesus dibaptis oleh Yohanes (Mrk. 1:9).

Pada zaman itu, pembaptisan tampaknya juga menjadi ritual pemuridan, artinya: jika Yesus dibaptis Yohanes, Yesus menjadi murid Yohanes.

Mungkin itu adalah fakta historis yang tidak dapat disangkal oleh pengikut Yesus di kemudian hari.

Fakta historis itu tampaknya dianggap “memalukan” ketika para pengikut Yesus ingin memuliakan Tuhannya sehingga ada usaha untuk “menjelaskan” (Mat. 3:13-15), “mengaburkan” (Luk. 3:21), bahkan “menghapus” jejak historis itu (Yoh. 1:29-34) di Injil-injil lainnya.

E.3. Nabi Elia yang diutus Allah di Akhir Zaman

Dalam perdebatan tentang kuasa Yesus, tokoh Yesus secara tidak langsung mengakui baptisan Yohanes berasal dari Allah (11:29-30).

11:27 Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua,
11:28 dan bertanya kepada-Nya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?”
11:29 Jawab Yesus kepada mereka: “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
11:30 Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!”

Dengan kata lain, Yohanes juga seorang nabi yang diutus Allah (11:32).

11:31 Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: “Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?
11:32 Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi.

Bahkan, Yohanes bukan sembarang nabi, melainkan “Nabi Elia” yang dipercaya bangsa Israel sebagai nabi Akhir Zaman (9:11-13; bnd. Mal. 4:5).

9:13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.”

Dengan demikian, Markus secara tak langsung menolak anggapan orang bahwa Yesus adalah Nabi Elia itu (Mrk. 6:15, yang menjadi bahan khotbah Minggu ini).

Menurut Markus, bukan Yesus, melainkan Yohaneslah Nabi Elia itu (Mrk. 9:13).

Dengan menganggap Yohanes sebagai Nabi Elia yang akan datang di Akhir Zaman, Markus tampaknya juga percaya bahwa Akhir Zaman itu sudah tiba dalam arti “mulai” berlangsung dengan kedatangan Kerajaan Allah.

Kedatangan Kerajaan Allah yang diberitakan Yesus justru mulai berlangsung pada diri Yohanes itu (Mrk. 1:15; bnd. kutipan PL di Mrk. 1:2-3).

1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
1:15 kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

E.4. Kesimpulan

Markus tampaknya menganggap Yohanes Pembaptis sebagai pelopor dan pendahulu Yesus, nabi yang membaptis Yesus, dan “Nabi Elia” penanda dimulainya Akhir Zaman.

Secara tak langsung, Markus juga menjadikan Yohanes sebagai “martir pertama” yang kemudian diikuti Yesus sebagai “martir kedua” dalam kekristenan.

Di antara Injil lainnya, mungkin Markus yang paling menghargai Yohanes Pembaptis.

F. Perbedaan Cerita Pembunuhan Yohanes versi Lukas

Cerita pembunuhan Yohanes di Markus 6:14-29 diberi judul perikop “Yohanes Pembaptis dibunuh”.

Lukas tampaknya tidak suka pada cerita pembunuhan itu.

Dalam perikop yang sejajar dengan perikop Markus itu, Lukas (9:7-9) menghapus cerita itu sehingga LAI hanya memberi judul “Herodes dan Yesus” tanpa menyebut nama “Yohanes”.

9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
9:7 Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati.
9:8 Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.
9:9 Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
9:10 Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia.

Sebagaimana tampak di atas, Lukas tetap mempertahankan struktur “sandwich” dari cerita Markus, yaitu menyelipkan cerita tentang “Herodes dan Yesus” itu (ay. 7-9) di antara cerita pengutusan dua belas rasul (Luk. 9:1-6) dan kembalinya para rasul itu kepada Yesus (ay. 10).

Dalam cerita versi Lukas, tokoh Herodias, anak perempuan Herodias, para tamu terhormat, dan algojo sama sekali tidak ada.

Dalam cerita versi Lukas, Herodes satu-satunya orang yang bertanggung jawab dalam pemenggalan kepala Yohanes.

Apakah Lukas sama sekali tidak tahu tentang “Herodias”?

Lukas tahu tetapi ia hanya menyebutkan nama “Herodias” dalam rangka memerinci kejahatan Raja Herodes di Lukas 3:19-20.

3:18 Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
3:19 Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya,
3:20 raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.

Sebagaimana tersirat di Lukas 3:19-20 itu, kasus Herodias dan kasus Yohanes tampaknya dianggap “satu kategori” oleh Lukas, yaitu kasus kejahatan Herodes.

Sumber semua kejahatan itu adalah diri Herodes sendiri.

Jadi, baik di Lukas 3:19-20 maupun Lukas 9:7-9 sasaran tembak Lukas adalah Raja Herodes (Antipas).

Lukas sama sekali tidak mempersalahkan Herodias dalam kasus perkawinannya dengan Herodes (3:19-20).

Lukas juga tidak melibatkan Herodias dalam pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis (9:7-9).

Padahal, Markus secara implisit juga mempersalahkan Herodias dalam kasus perkawinannya dengan Herodes sehingga ia marah ketika Yohanes Pembaptis mengecam suaminya dan ia punya dendam pribadi karena hal itu (6:19).

Markus bahkan secara eksplisit memperjelas bahwa pemenggalan kepala Yohanes adalah permintaan Herodias yang dipertegas di akhir cerita dengan penyerahan kepala Yohanes kepada Herodias dan bukan kepada Herodes (6:28).

Dengan demikian, minimal ada dua versi cerita yang berbeda tentang kematian Yohanes Pembaptis.

Dalam cerita versi Lukas, pelaku utama dan satu-satunya adalah Raja Herodes dan alasan penangkapan dan pemenggalan Yohanes adalah karena raja itu memang jahat.

Dalam cerita versi Markus, pelaku utamanya adalah Herodias dan alasan pemenggalan Yohanes adalah dendam pribadi Herodias kepada Yohanes.

G. Penutup

Cerita pembunuhan Yohanes Pembaptis (6:14-29) yang disisipkan Markus di antara cerita pengutusan dua belas rasul (6:6b-13) dan kembalinya mereka kepada Yesus (6:30) menjadi semacam “peringatan” bagi pengikut Yesus atau jemaat Markus.

Markus memperingatkan bahwa kesuksesan utusan Yesus senantiasa akan dibayang-bayangi oleh penganiayaan, bahkan pembunuhan.

Harga yang harus dibayar dalam memperjuangkan kebenaran Kerajaan Allah bisa jadi amat besar, yaitu kematian sebagai martir.

Anugerah Allah bukan anugerah yang murah, melainkan anugerah yang mahal.

Di dunia cerita Markus, pembicaraan tentang Yesus tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang Yohanes Pembaptis sebab ia adalah pelopor dan pendahulu Yesus.

Sebaliknya juga berlaku, pembicaraan tentang Yohanes Pembaptis tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang Yesus.

Pembunuhan atas Yohanes Pembaptis mau tak mau akan membayang-bayangi pembunuhan atas Yesus.

Oleh karena itu, tidak lama sesudah episode “Pembunuhan Yohanes” itu, Markus mulai menyingkapkan jati diri Yesus yang sesungguhnya, yaitu bahwa Yesus adalah Mesias yang akan menderita, dibunuh, tetapi akan dibangkitkan (8:29, 31).

Sending
User Review
0 (0 votes)

Add Comment

Klik sini untuk komentar