freshGrace

It is Well with My Soul

Oleh: Henry SL

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mzm 42:5)

Bacaan Mazmur 42 di atas, dimulai dengan ayat yang terkenal dan dijadikan lagu rohani populer, “Seperti rusa rindu sungaiMu, jiwaku rindu Engkau..” Yang kadang terlewatkan, adalah ayat-ayat berikutnya. Jika kita terus membaca kita akan menemukan kalau mazmur ini adalah mazmur yang ‘berat’ dan penuh dengan pergumulan.

Air mataku menjadi makananku, seperti tikaman maut ke dalam tulang, demikian keluhan Raja Daud. Singkatnya, mazmur ini bukan menggambarkan kerinduannya kepada Tuhan, saat semuanya baik-baik saja. Mazmur ini adalah ungkapan pergumulan yang jujur, dengan segala keluh kesah, yang dibawa dengan penuh kerinduan kepada Allah.

Satu saat hiduplah seorang yang sangat sukses bernama Horatio Spafford. Dia dilanda musibah yang menghabiskan sebagian besar kekayaannya. Beberapa tahun kemudian, isteri dan semua anak-anaknya pergi berlayar, namun tak disangka, kapal mereka mengalami kecelakaan. Ke-empat anak gadisnya meninggal, hanya istrinya yang selamat.
Horatio pun berangkat menyusul pergi untuk menemui istrinya yang berduka.

Malam itu ia menuliskan lirik lagu “It is well with my soul”. Di tengah derita, kesukaran, luka-luka di dunia ini, Horatio dapat tetap merasakan limpahan kasih Tuhan. “Sekalipun duka menggulung bak samudera, “ tulisnya, “…. Tetaplah tenteram dalam jiwaku”. Di tengah neraka dunia, dia tetap merindukan dan mencari Allah, seperti rusa merindukan air.

Dapatkah kita tetap merindukan Allah, bahkan di tengah keadaan yang paling buruk sekalipun? – HSL

Apapun bagianku, Tuhan telah mengajarku, tenteramlah jiwaku | Horatio Spafford

Sending
User Review
0 (0 votes)

Add Comment

Klik sini untuk komentar