Bincang2

Bedanya Visi dan Ambisi – Ngobrol bareng Pdt Ruddy Harto Ang

Pdt. Ruddy Harto Ang adalah Gembala Sidang GBI DOCC di Kupang dan juga salah satu motor penggerak di lingkungan jejaring Good News Network.

(The Hope): Bagaimana kisah perjalanan Pak Ruddy  menjadi hamba Tuhan?

(Pdt Ruddy): Sebetulnya saya tidak pernah punya mimpi untuk jadi hamba Tuhan, karena walaupun lahir dari keluarga Kristen, tetapi bukan dari keluarga pendeta. Sejak kecil kami tidak dekat dengan Tuhan, saya tumbuh dan sekolah jauh dari orang tua dan saya kemudian tumbuh menjadi remaja dan pemuda yang nakal, jatuh dalam obat-obatan, kehidupan malam dan berbagai perbuatan yang jahat di mata Tuhan. Pendeknya hidup saya cukup hancur-hancuran.

Namun satu ketika ada seorang teman saya mengajak ke gereja. Teman saya ini padahal sebetulnya sama-sama nakal. Buat apa saya ke gereja saya pikir, ‘kan hidup saya juga belum beres. Sekali dua kali ke gereja, saya tidak mengalami apa-apa. Tapi waktu ketiga kali saya ke gereja, hidup saya dijamah Tuhan dan saya merasakan cinta kasih Tuhan, saya dengar Tuhan katakan bahwa Dia mengampuni dosa saya. Saya mengalami kelahiran baru di situ. Setelah itu saya mulai ikut melayani dan semuanya mengalir saja sampai saya ikut ujian  kependeta-an. Dan akhirnya Tuhan mengijinkan saya untuk menjadi gembala setelah sepuluh tahun melayani di gereja, lalu saya keluar dan  mendirikan gereja DOCC ini di tahun 2008. Saya percaya ini adalah rencana Tuhan, di mana Tuhan telah panggil saya dalam garis besar rencana-Nya.

(The Hope): Selama Bapak berkecimpung dalam pelayanan ini momen-momen apa saja yang paling penting dan menjadi tonggak sejarah dalam hidup pelayanan Bapak?  Ngomong-ngomong, bagimana Bapak bisa memutuskan untuk terjun dalam sebagai gembala?

 (Pdt Ruddy): Waktu saya mulai menggembalakan saya tidak tahu apa-apa sebenarnya, cuma bermodalkan mau saja  Nah, dari situ saya belajar bahwa Tuhan itu bukan memakai orang yang mampu tetapi yang mau. Pada saat kita mau, saat itulah Tuhan akan perlengkapi kita;  Itulah tonggak sejarah yang penting yang utama ketika saya memutuskan untuk masuk ke dalam penggembalaan.

Yang kedua, ketika saya mulai mengenal Injil kasih karunia, Tahun 2009 adalah tahun di mana saya mengalami kepenuhan kasih karunia, inilah pengalaman paling berkesan dalam sejarah pelayanan saya.

Dahulu, sepanjang waktu pelaynan saya, seringkali saya bingung. Ada banyak pengajaran yang membingungkan, sampai satu titik saya benar-benar bingung, Namun kemudian di tahun 2009, Peter Youngren datang ke Menado, dan membagikan tentang Injil kasiih karunia. Pada waktu dia bagikan itu saya tertarik, kok ini berbeda. Mulanya saya sulit menerima di otak saya, tapi saat itu hati saya merasakan damai sejahtera. Setelah itu saya terus mencari tahu tentang Injil kasih karunia ini. Saya mencari rujukan ke mana-mana, dari pendeta lain seperti Ps. Joseph Prince, akhirnya temukan bahwa ajaran yang tadinya saya kira sesat ini adalah benar. Saya lau memutuskan bahwa saya akan membagikan Injil kasih karunia ini di gereja saya.

Nah, ternyata waktu saya membagikan ini kepada para leaders di gereja, tidak semua orang  mau menerimanya. Ada yang menolak dan bahkan keluar. Akan tetapi justru di saat-saat itulah saya terus belajar dan bertumbuh di dalam Injil kasih karunia Tuhan ini

(The Hope):Bagaimana pengaruh dan impact dari  “Injil kasih karunia” di gereja Bapak?

(Pdt Ruddy): Di dalam gereja mulai banyak orang yang memahami bahwa bahwa Tuhan itu bukan oposisi mereka, sebaliknya Tuhan itu baik dan mengasihi mereka. Banyak orang  yang tadinya berpikir bahwa sakit penyakit mereka itu merupakan hukuman Tuhan, namun saat mereka sadar akan kasih karunia Tuhan mereka berubah dan disembuhkan. Banyak orang melayani karena tadinya berpikir bahwa ini adalah tuntutan Tuhan dan Tuhan akan marah kalau mereka tidak melakukan itu, namun setelah mereka sadar, mereka tahu bahwa kalau mereka melayani karena Tuhan mengasihi mereka. Melihata perubahan-perubahan inilah yang menguatkan saya juga.  Sungguh ada banyak tantangan, tapi saya tahu bahwa saya bisa rest dan percaya bahwa di dalam segala perkara, Tuhan menyertai saya.

(The Hope): Banyak orang tidak menyetujui dengan pengajaran kasih karunia ini, karena katanya malah memberikan license to sin? Bagaimana pendapat Bapak mengenai hal ini?

(Pdt Ruddy): Pengajaran kasih karunia ini memang bisa disalah-gunakan kalau orang tidak mengerti, tetapi kalau kita mengalami kasih Tuhan justru hidup kita akan diubahkan. Ketika seseorang ditemukan oleh kasih karunia Tuhan, saya percaya hidupnya justru akan diubahkan.

(The Hope): Oke Pak, sekarang tentang visi. Apa visi Bapak tentang gereja dan pelayanan Bapak? Bagaimana Bapak memperoleh visi ini dan bagaimana Bapak kok bisa yakin visi ini dari Tuhan? Bagaimana Bapak bisa memelihara visi ini?

(Pdt Ruddy): Di gereja kita punya satu visi – maximize people’s life through disciple’s community, dan juga beragam misi. Tetapi belakangan ini saya temukan bahwa sesungguhnya visi kita itu adalah Kristus itu sendiri. Bukan berarti kita tidak perlu punya suatu visi yang khusus, tetapi visi itu haruslah Kristus itu sendiri.

Saya contohkan Daud. Tuhan memberikan visi kepada Daud untuk menjadi raja, akan tetapi bagi Daud, pokok visinya sendiri itu bukan untuk menjadi raja, tetapi Tuhan itu sendiri! Itulah sebabnya, ketika beberapa kali ia memperoleh kesempatan untuk menjadi raja, sebelum pada waktunya, ia tidak bergegas merebutnya. Seolah-olah ia melewatkan kesempatan itu!  Daud tidak mau mengusik atau membunuh raja Saul, pada saat ia beroleh kesempatan, seolah-olah sepertinya ia tidak mau menjadi raja, akan tetapi Daud menujukan matanya pada Tuhan. Itulah artinya kalau visi itu dari Tuhan namun ambisi itu adalah usaha manusia utk mencapai sesuatu.

Itulah artinya kalau visi itu dari Tuhan namun ambisi itu adalah usaha manusia utk mencapai sesuatu.
Gereja kita mungkin memiliki banyak tujuan tetapi  bagi kita, fokus kita adalah Kristus itu sendiri. Seandainya fokus kita tertuju pada goal-goal atau tujuan-tujuan kita,  maka bisa-bisa kita stress sendiri dan bahkan bisa berubah jadi ambisi. Jadi bagaimana kita memelihar visi kita? Dengan  berfokus pada Kristus itu sendiri.

(The Hope): Tentang generasi muda. Bagaimana Bapak melihat potensi anak muda dan menurut Bapak apa yang Tuhan pesankan kepada generasi muda ini. Seandainya Bapak bisa muda lagi, apa yang akan Bapak lakukan?

(Pdt Ruddy): Generasi muda adalah generasi yang punya potensi yang besar. Sejak mereka muda mereka mesti tahu bahwa mereka dicintai, dikasihi Tuhan dan bahwa mereka punya potensi yang besar, untuk mengenal Tuhan, Bapa yang baik. Kalau saya bisa muda lagi, saya ingin saya bisa lebih dulu lagi mengenal Injil Kasih Karunia ini.

(The Hope): Apa saran Bapak untuk pertumbuhan gereja?

(Pdt Ruddy): Yang memberikan pertumbuhan itu adalah Tuhan itu sendiri, kita harus berfokus pada sang Kepala. Saat kita berfokus pada Kristus, saya percaya gereja pasti akan bertumbuh. Gereja seringkali gagal, karena fokusnya tidak lagi pada Kristus, tetapi pada yang lain, entah ambisi atau yang lain.

Tags

Add Comment

Klik sini untuk komentar